Posted on Desember 21, 2008 by
kuliahbidan
Teknik dan
Model Pendokumentasian
Data subyektif : data yang diperoleh
dari keterangan keluarga dan pasien
Data obyektif : data yang diperoleh
dari hasil pelaksanaan
TEKNIK DOKUMENTASI
Narative
Þ Pendekatan tradisional
Þ Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologi
Yang
perlu diperhatikan
1. Pakai
terminologi yang sudah lazim dipakai
(ex. Pengkajian, perencanaan, diganosa, evaluasi dll)
2. Dalam pencatatan perhatian
langkah-langkah kumpulan data subjektif –objektif. Kaji kebutuhan pasien dan
tentukan diagnosa dan prognosa kemudian buat rencana asuhan/tindakan dengan
memberi batasan waktu untuk mencapai hasil yang diprediksi.
3. Tulis prediksi/sempurnakan dan
rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda.
4. Buat
penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien.
5. Catat semua pernyataan/evaluasi.
Flow
Sheet ¦ berupa tabel
Flow sheet dapat digunakan untuk
mendokumentasikan
1. Activity of Daily Living
(ADL) ¦ kebiasaan sehari-hari
2. Vital sign
3. Keseimbangan cairan
4. Observasi
5. Pemberian obat-obatan
Keuntungan
:
1. Meningkatkan kualitas yang
2. Mudah dibaca
3. Pendokumentasian kebidanan >
tepat
4. Perbandingan
data dari beberapa kkt dapat ditingkatkan
5. Membatasi
tulisan secara narasi yang lama
Kerugian
:
1. Kemungkinan terjadi duplikasi
dari dokumentasi
2. Medical record menjadi lebih luas
3. Design
formal ¦ mungkin ada
form yang tidak diinginkan
Prognosa
: perkiraan
Design
follow sheet/check list
- Tidak ada
standar peraturan dalam pembuatan formal
- Design yang
baik harus ada instruksi/kunci
Element
pada flow sheet/check list
1. Kolom dengan
ruang untuk menempatkan tanda dan inisial orang yang melaksanakan.
2. Ada ruang
untuk nama pasien, hari, bulan, tahun, tanda tangan.
3. Ada judul
4. Penggunaannya biasa pada
pengkajian
Petunjuk
penggunaan flow sheet
1. Lengkap format gunakan check (Ö) atau cross (x)/lingkaran.
2. Pertahankan agar letak flow sheet
pada kondisi yang tepat.
3. Bubuhkan tanda tangan.
4. Tulis tanggal, waktu pemasukan
data
MODEL
DOKUMENTASI
1. Model Narative
- Catatan dalam bentuk cerita untuk
menggambarkan keadaan pasien
Keuntungan :
- Sudah dikenal oleh semua
bidan/nakes.
- Mudah dikombinasikan dengan cara
dokumentasi lainnya.
- Bila ditulis dengan tepat dapat
mencakup seluruh keadaan pasien
- Mudah ditulis.
2. Model Orientasi Masalah
- POR (Problem Orientasi Record)
- Diperkenalkan oleh dr. Lowrence
(1969)
Berisi dokumen masalah pasien dan intervensi pemecahannya
- Digunakan oleh para dokter
dikembangkan di dunia keperawatan/kebidanan dalam bentuk POR yang merupakan
dokumentasi multidisuplimer
Setelah 20 tahun sistem ini dikembangkan langsung menjadi
sistem SOAP Nakes
S Subjektif : data dari pasien (riwayat, biodata)
O Objektif : hasil pemeriksaan fisik
A Analisis/Assesment/Diagnosa
P Planning : pelaksanaan intervensi craluasi implemen
Adapun yang menggunakan sistem SOAP PIE
S : Subjetif
O : Objektif R : Reassasment/Reevaluasi
A : Analisa D : Dokumentasi ¦ kesimpulan
P : Perencanaan
I : Implementasi
E : Evaluasi
Keuntungan :
- Terstruktur karena informasi
konsisten
- Mencakup semua proses perawatan
- Merupakan catatan terintegrasi
dengan medik
- Mudah dipakai untuk mengendalikan
mutu
Kekurangan :
- Menekankan pada masalah dan
ketidakstabian dapat menghasilkan suatu pendekatan secara negatif terhadap
pengobatan/tindakan.
- Sistem ini setelah digunakan
apabila dapftar tidak dimulai/tidak berkesinambungan/diperbarui terus menerus
belum disetujui/tidak ada batas waktu untuk evaluasi dan strategi untuk follow
up belum disepakati.
- Perawatan mungkin tidak tercatat
bila tidak ada flow sheet.
- Bentuk SOAPIER mungkin mengulang
pencatatan yang lain apabila perkembangan itu lambat dan sering ada evaluasi
Komponen
Metode POR :
1. Data dasar
- Identitas
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit
- Riwayat kesehatan
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan lab
2. Daftar masalah
Dapat berupa sebuah tanda gehala hasil lab yang abnormal
masalah psikologis dll.
3. Rencana
Disesuaikan dengan prioritas masalah
4. Ditatar perkembangan pasien
- Secara berkesinambungan
- Berupa uraian
5. Catatan setelah pulang (Discharge
Note)
- Pengobatan yang diberikan
- Kebiasaan perawatan
- Tindakan keperawatan
- Kebiasaan perawatan diri
- Jarang/fasilitas pendukung
- Pola hidup dan dukungan religius
Kelemahan
Model naratif :
- Tidak berstruktur, data simpang
siur
- Memerlukan banyak waktu
- Terbatas pada kemampuan perawat
mengungkapkannya
- Informasi sulit untuk pengendalian
mutu
Seorang
ibu PP 3 hari yang lalu mengeluh sakit dan berat pada payudara, badan
menggigil, bayi belum menyusu. Hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, S : 38 oC,
N : 86 x/mnt, k : 24 x/mnt
· Langkah I
Ibu PP 3 hari
Dt S : mengeluh sakit dan berat pada payudara, badan
menggigil, bayi belum menyusu.
Dt O : TD 110/70 mmHg, S : 38 oC, N : 86 x/mnt, R
: 23 x/mnt
Px khusus : palpasi payudara
· Langkah II
Ibu PP 3 hari, mastitis, abses -
· Langkah III
Abses payudara, antisipasi : breastcare, kompres hangat,
pemberian parasetamol 500 mg, penggunaan BH yang menyangga payudara.
· Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
· Langkah V
- Menjelaskan keadaan kesehatan dan akibat mastitis
- Menjelaskan cara dan keuntungan breast care
- Menjelaskan terapi pada mastitis
- Menjelaskan pencegahan masitis
- Menjelaskan cara menyusui bayi dengan benar
- Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang berikut
· Langkah VI
- Memantau tanda abses payudara setelah kunjungan.
- Kolaborasi dengan dr. obgyn
- Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
- Menjelaskan tindakan yang harus dilakukan
- Menjelaskan cara dan keuntungan breat care
- Menjelaskan cara mencegah mastitis
- Menjelaskan cara menyusui bayi dengan benar
- Mendorong ibu untuk terus menyusui bayinya
- Merencanakan kunjungan ulang
· Langkah VII
- Ibu mendapat pengobatan dari dokter
- Ibu dan keluarganya memahami kondisinya
- Ibu dan keluarganya memahami tanda/bahaya abses
payudara
- Ibu dan keluarganya mengetahui cara menyusui bayi
dengan benar
- Ibu dan keluarganya mengetahui perlunya breast care
*
Bu Heni
PRINSIP PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN
A. Proses Penatalaksanaan Kebidanan
Penatalaksanaan kebidanan yaitu
proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode, untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan ketrampilan,
dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien (Varney, 1997).
Penatalaksanaan kebidanan terdiri
beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi, langkah tersebut membutuhkan kerangka yang lengkap
bisa diaplikasikan dalam situasi.
Alur pikir bidan Š Pencatatan Askeb
Œ Œ
Proses manajemen kebidanan Pendokumentasian Askeb
Œ Œ
7 langkah data SOAP NATES
Subjektif
Objektif
Proses tersebut terdiri 7 langkah :
- Mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan.
- Menginterpretasikan data untuk identifikasi
diagnosa/masalah.
- Mengidentifikasikan dx/masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
- Menetapkan kebutuhan klien/terhadap tindakan segera,
konsultasi, kolaborasi dengan nakes lain dirujukan.
- Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat
dan rasional. Berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
- Mengevaluasi asuhan yang diberikan dengan mengulang
kembali pelaksanaan proses untuk aspek-aspek asuhan yang efektif.
Meskipun proses tersebut 7 langkah, namun bersambungan dan
berulang ¦ hubungan yang dinamis.
B. Medode Pendok, SOAP
Merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan
digunakan dalam dokumen pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan.
S : Subjektif, apa yang dikatakan klien
O : Objektif, apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan dalam
pelaksanaan
A : Analisa kesimpulan apa yang disebut dari data S dan O
P : Planning apa yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
WHY disebut sistem pendokumentasian :
- Pendokumentasian SOAP merupakan kemajuan informasi yang
mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan.
- Merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebid
dengan tujuan menyediaan dan dokumen asuhan.
- Merupakan urut-urutan yang dapat membantu mengorganisir
pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
SOAP
Adalah catatan sederhana, jelas, logis dan tertulis,
antepartum, 1 x SOAP dalam 1 kunjungan intra partum 7 SOAP.
Untuk menggambarkan keterkaitan antar manajemen kebidanan
sebagai pola pikir dan pendok sebagai catatan
Alur pikir bidan Š Pencatatan Askeb
Œ Œ
Proses manajemen kebidanan Pendokumentasian Askeb
Œ Œ
7 langkah data SOAP NATES
Subjektif
Objektif
Masalah Dx
Antisipasi masalah pot Assesment
Kebutuhan segera
Implementasi Plan
Evaluasi
Proses penatalaksanaan kebidanan Varney 7 langkah :
Þ Sebagai kerangka pikir bidan dalam
proses pemecahan masalah berdasarkan teori ilmiah tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan
Mengumpulkan data
Evaluasi Asuhan Interpretasi data
Dx/masalah
Pelaksanaan Asuhan Ident Dx/masalah potensial
Menyusun rencana Menetapkan keb, konsul,
kolaborasi asuhan dengan nakes lain
METODE DOKUMENTASI SOAP
S : Apa yang dikatakan klien
O : Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan saat px
A : Assement/analisa : kesimpulan apa yang dibuat dari data
S dan O
P : Plan apa yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
tersebut
Konsul, tes dx rujukan, konseling follow up
Contoh Kasus I :
Ibu A usia 22 tahun hamil 1 datang ke klinik karena hamil
merasakan terlambat haid ±
3 bulan, ia mengatakan sangat letih, mual dan muntah sesekali, sering BAK
mengaku sudah imunisasi TT
S : tidak haid ± 8 bulan terakhir, mengeluh sakit kepala, muntah sesekali,
sering kencing, sudah imunisasi TT.
O : belum ada px lab, px fisik normal, tidak ada tanda-tanda
dehidrasi perkiraan haid terakhir 3 bulan.
A : umur 22 tahun G1 dengan anggapan sudah hamil selama 12
minggu, rasa mual, muntah telah diimunisasi TT
P : - Asuhan rutin yi untuk kunjungan antenatal I px lab,
zat besi, konseling
- Kaji ulang tanda-tanda bahaya
- Kontrol 8 minggu lagi
Contoh kasus II
Ibu x datang ke klinik untuk kunjungan antenatal I.
Bagaimana penatalaksanaan kebidanan ?
· Langkah I
Umur 20 tahun G1 hamil 30 mh HPHT 22-3-2004
HPL : 29-12-2004
Data S : mengeluh keluar cairan <<<>
O : Px fisik, TD : 140/90 kaki oedem prot (+)
Px khusus : Leopold
· Langkah II
G1 Po Ao kehamilan 30 minggu janin hidup dengan PER
· Langkah III
PEB, antisipasi : pemantauan TD, oedem, gejala pusing berat
dan menetap nyeri epigastrium
· Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
· Langkah V
1. Menjelaskan tentang keadaan kesehatan
dan akibat PER
2. Menjelaskan cara mengontrol
gerakan janin
3. Menjelaskan kebutuhan nutrisi
(TKTP)
4. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
yang akan timbul
5. Menjelaskan tanda-tanda
persalinan dan persiapan
6. Menjelaskan PH
7. Membuat perjanjian untuk
kunjungan ulang berikut
· Langkah VI
1. Memantau tanda PEB pada setiap
kunjungan
2. Kolaborasi dengan dr. obgyn
3. Menjelaskan tentang keadaan
kesehatan
4. Menjelaskan bahaya PEB terhadap
ibu dan janin
5. Menerangkan cara menghitung
gerakan-gerakan janin
6. Menjelaskan kebutuhan nutrisi
7. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
dan menjelaskan
8. Merencanakan kunjungan ulang
9. Menjelaskan tanda persalinan dan
persiapan
· Langkah VII
1. Ibu mendapat pengobatan dari
dokter
2. Ibu dan keluarga memahami
kondisinya
3. Ibu dan keluarga memahami bahaya
PEB
Kasus IV
So ibu 45 tahun hamil 9 bulan, anak ke-8 merasakan mules
sejak ± 2 jam yang lalu. Ibu menyatakan
lemes, hasil px fiisk : TD 90/60 mmHg, N : 82 x/menit, R : 18 x/menit, DJJ +
136 x/mnt, his lemah 2 x/10’, TFU : 30 cm, preskep, kcp msk PAP H II Æ 2 cm.
· Langkah I
Ibu umur 45 taun G8 P7 Ao hamil 36 minggu HPHT 6-12-2003
HPL 23-9-2004
Data S : merasa mules sak ± 2 jam, lemes
O : Px fisik : TD fisik : TD 90/60, N : 82 x/mnt, R 18
x/mnt, DJJ + 136 x/mnt, his lemah 2x/10’, TFU 30 cm, preskep, kpl msk PAP H II Æ 2 cm.
Px khusus : Leopold
· Langkah II
G8 P7 Ao hamil 36 minggu janin 1 hidup intra uterin dengan
inersia uteri
· Langkah III
Perdarahan, antisipasi : pemantauan TD, kontraksi uterus
· Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
· Langkah V
1. Menjelaskan tentang keadaan
kesehatan ibu dan janin
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda
bahaya yang akan timbul
3. Menjelaskan akibat inersia uteri
4. Menjelaskan persiapan persalinan
yang harus dilakukan
5. Menjelaskan perlunya ibu
melahirka di RS
· Langkah VI
1. Memantau TD dan kontraksi uterus
2. Menjelaskan keadaan kesehatan
3. Menjelaskan bahaya perdarahan
terhadap ibu dan janin
4. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
yang akan timbul
5. Baringkan ibu miring ke kiri,
jika mungkin naikkan kedua kaki ibu
6. Pasang infus
7. Rujuk ibu ke RS dan dampingi ibu
ke tempat rujukan
8. Kolaborasi dengan dr. Obgyn
· Langkah VII
1. Ibu mendapat pengobatan dari
dokter
2. Ibu + keluarga memahami
kondisinya
3. Ibu + keluarga memahami bahaya
dan tanda perdarahan
4. Ibu dan bayi yang dilahirkan
selamat
PENDEKATAN TRADISIONAL/SOR (Source Oriented Record)
Adalalah
suatu cara mendokumentasikan dalam bentuk narasi mengenai keadaan pasien secara
singkat dan jelas
Keuntungan
:
- Lebih mudah dilakukan
- Waktu yang digunakan lebih singkat
Kekurangan
:
- Sulit menemukan spesifikasi
masalah
- Tidak tampak respon pasien/klien
- Kadang-kadang tidak relevan/tepat
- Kadang-kadangpun tidak si dengan
kerangka
Komponen-komponen
dalam SOR :
1. Adminission sheet/kartu masuk
- nama no cm, jenis kelamin
- umur, status, pekerjaan
2. Lembar instruksi dokter
- Catat tentang perintah-perintah
dokter, tanggal, waktu, terapi-terapi khusus dan tanda tangan
3. Kartu grafik/pencatatan
- Pengamatan yang berulang dan
pengukuran
4. Lembar riwayat medik
- Semua pengamatan, observasi
tentang kondisi pasien yang dibuat oleh dokter
5. Catatan perawatan
- Narasi tentang perawatan
6. Catatan pengobatan
- Semua pengobatan, tanggal, jam dan
tanda tangan
7. Lembar khusus/lap lainnya
- Catatan dari semua disiplin
kesehatan, radiologi, konsultasi, lab, inform consent
Charting
By Exception (CBE)
Dimulai
sejak tahun 1983 di St. Luke Medikal Center in Milkwankee
Format
CBE
1. Data dasar (riwayat dan px fisik)
2. Intervensi flow sheet
3. Grafik record
4. Catatan bimbingan pasien
5. Catatan pasien plg
6. Format catatan perawatan
(menggunakan format SOAPIER)
7. Daftar diagnosa
8. Diagnosa dengan standar rencana
tindakan perawatan dasar
9. Profil perawatan dasar dengan
sistem kardeks
KARDEKS
Merupakan
pendokumentasian tradisional dipergunakan diberbagai sumber mengenai informasi
pasien yang disusun dalam suatu buku.
Informasi
yang terdapat dalam kordeks :
1. Data pasien
2. Diagnosa kebidanan
3. Pengobatan sekarang/yang sedang
dilakukan
Kelemahan
:
1. Diisi tidak lengkap
2. Tidak cukup tempat/ruang dalam
memasukan data yang diperlukan
3. Tidak up to date
KOMPUTERISASI
Keuntungan
:
- Lebih mudah dibaca
- Kemungkinan salah/kelupaan lebih
sedikit dengan kata lain ketepatan pencatatan lebih tinggi karena secara
otomatis komputer memanggil semua data yang ada bila ada hal yang tidak sji
dengan yang terprogram
- Hemat waktu dan biaya (bila sistem
itu sudah berjalan)
- Pelayanan pasien bisa lebih cepat
karena banyak pesanan dapat disampaikan lewat komputer dan komunikasi antar
unit bisa dipantau lewat sarana komputer
- Meningkatkan komunikasi antar tim
petugas kesehatan
- Lebih memudahkan untuk kepentingan
pendidikan, penelitian dan peningkatan mutu
Kekurangan
:
- Kurang terjaminnya kerahasian
pasien
- Tidak semua institusi dan petugas
siap untuk komputerisasi dan perlu latihan khusus untuk sistem komputerisasi
- Modal awal sangat tinggi dan
menuntut keahlian khusus untuk menciptakan programnya dan perangkat komputer
yang dibutuhkan
- Ketergantungan kepada
alat/teknolohi tinggi
- Ada perbandingan khusus untuk
keperluan alat/unit komputer dan jumlah pasien (10-15 bed/terminal komputer)
Metode Pendokumentasian
- SOAPIER
- SOAPIE
- SOAPIED
- SOAP NOTES
Metode
Pendokumentasian SOAPIE
Konsep
SOAPIER
S
: Data subjektif
- Catatan ini berhubungan masalah
dengan sudut pandang pasien
- Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya dicatat sehingga kutipan langsung/ringkasan yang
berhubungan dengan dx (data primer)
- Pada bayi/anak kecil data
subjektif ini dapat diperoleh dari orang tuanya (data sekunder)
- Data subjektif menguatkan dx yang
akan dibuat
O
: Data objektif
- Data ini memberi bukti gejala
klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan dx
- Data yang digolongkan dalam
kategori ini, antara lain
- Data psikologik
- Hasil observasi yang jujur
- Informasi kajian teknologi (hasil
px lab, Ro, CTG, USG dll)
- Ada pendapat yang memasukan
laporan dari keluarga juga masuk kategori ini
- Apa yang dapat diobservasi oleh
bidan/perawat akan menjadi komponen penting dari dx yang akan ditegakan
A
: Analisa/Assesment
- Masalah/dx yang ditegakan
berdasarkan data/informasi subjektif maupun data/informasi subjektif maupun
objektif yang dikumpulkan dan disimpulkan
- Karena keadaan pasien terus
berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses analisa adalah segala proses
yang dinamik
- Sering menganalisa Š penting !
Mengikuti perkembangan pasien dan menjamin segala perubahan
baru dapat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat.
P
: Planning : perencanaan
- Membuat perencanaan tindakan saat
itu/yang akan datang untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik
mungkin/menjaga/mempertahankan kesejahteraannya
- Proses ini termasuk kriteria
tujuan terdiri dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu
- Tindakn yang diambil harus
membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatannya x/ proses pslnnya dan
harus mendukung rencana dokter bila itu dalam manajemen kolaborasi/rujukan
I
: Implementasi
- Pelaksanaan rencana tindakan untuk
mengatasi masalah keluhan/mencapai tujuan pasien
- Tindkaan ini harus disetujui oleh
pasien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien
Œ
Pilihan pasien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari
proses ini
- Apabila kondisi pasien berubah,
implementasi mungkin juga harus berubah/disesuaikan
E
= Evaluasi
- Tafsiran dari hasil tindakan yang
telah diambil adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan
- Analisa dari hasil yang dicapai
menjadi fokus dari penilaian ketepatan tindakan
- Kalau kriteria tujuan tidak
tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan
alternatif sehingga dapat mencapai tujuan
R
= Revisi = Re-essesment = perbaikan
- Komponen evaluasi dapat menjadi
petunjuk perlunya perbaikan dari perubahan intervensi dan tindakan/menunjukan
perubahan dari rencana awal/perlu /kolaborasi baru/rujukan
III
Mengidentifikais Dx/masala potensial dan mengantisipasi penanganan
Þ Mengidentifikasi masalah potensial
berdasarka dx/masalah yang sudah diidentifikasi
Þ Langkah ini membutuhkan antisipasi
jika memungkinkan dilakukan pencegahan
Þ Bidan harus waspada dan bersiap-siap
mencegah Dx/masalah potensial agar tidak benar-benar terjadi.
Pada langja 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial tidak hanya merumuskam masalah/dx potensial tetapi juga harus
bisa merumuskan tindakan antisipasi agar masalah/dx potensial tidak terjadi
Merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional/logis
IV
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Þ Untuk melakukan konsultasi,
kolaborasi dengan nakes lain berdasarkan kondisi klien
Beberapa data mungkin mengidentifikasi yang gawat Š tindakan
segera
Contoh : perdarahan kala III, distorsi bahu, asfiksia berat
dsb
Contoh keadaan yang membutuhkan konsultasi/kolaborasi dengan
dokter
- Tanda-tanda awal
- Kelainan panggul
- Penyakit atg dl kehamilan
- Diabetes kehamilan
V
Menyusun Rencana Asuhan
Þ Direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
Þ Merupakan kelanjutan penatalaksanaan
terhadap masalah/dx yang telah diidentifikasi/diantisipasi
Þ Informasi daya yang tidak lengkap
dapat dilengkapi
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak
yaitu bidan dan klien
Tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan s/i dengan
hasil pembahasan rencana asuhan dengan klien kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya
VI
Pelaksanaan asuhan
Þ Rencana asuhan menyeluruh (langkah
kelima) dilaksanakan secara efisien dan aman
Þ Bisa dlakukan seluruhnya oleh
bidan/sebagian lagi oleh klien/anggota tim kesehatan lain
Þ Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut
Penatalaksanaan yang efisien menyakut waktu dan biaya serta
meningkatkann dan asuhan klien
VII
Evaluasi
Þ Dilaksanakan evaluasi keefektifan
dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi s/i dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam dx dan masalah
Þ Rencana tesebut dianggap efektif
jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya
Þ Rencana yang belum efektif Š
mengulang kembali di awal
Proses penatalaksanaan kebidanan merupakan langkah sistematik
yang merupakan pola pikir bidan
Format Pendokumentasian
1. Ibu Hamil
Subjektif :
- Biodata (nama, umur, dsb) Š nama,
umur dan pendidikan
- Paritas Š G P A
- HPHT
- Riwayat obstetri Š riwayat
persalinan, haid, riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan keluarga
- Data psikologis
- Riwayat kehamilan sekarang Š ANC
berapa kali, obat-obatan apa yang didapat
- Kebiasan sehari-hari objektif
- Px fisik Š kepala-kaki
- Px pelvic/obstetri Š px panggul,
px dalam, palpasi leopold
- Px lab Š Hb, protein uri, gula darah
- Px penunjang lain Š rontgen, USG
Penatalaksanaan
Kunjungan I (sebelum 14 minggu/trimester I)
- Membangun hubungan selagi percaya
antara petugas kesehatan dan bumil
- Melakukan tindakan pencegahan
seperti TT, pemberian fe, mencegah praktek tradisional yang –
- Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
- Mendorong perilaku kesehatan
(gizi, latihan/senam hamil > 24 minggu dan kebersihan, istirahat dsb)
Kunjungan II (trimester II/sebelum minggu ke-28)
- Sama seperti kunjungan I + dengan
kewaspadaan khusus mengenai PE (tanya ibu tentang gejala-gejala PE) Š pusing,
pandangan kabur
Kunjungan III (trimester III/minggu ke-28-36)
- Sama seperti kunjungan I dan II
di+ dengan palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Kunjungan IV (trimester III/> 36 minggu)
- Sama seperti kunjungan I, II, III
ditambah dengan deteksi bayi yang tidak normal/kondisi lain yang memerlukan
kelahiran di RS
Sebelum 36 minggu bayi masih mobile :
- Pada tiap kunjungan lakukan
konseling khusus untuk kebutuhan ibu s/i dengan masalahnya
- Kehamilan dengan
masalah/komplikasi Š rujuk
Menolong ibu untuk menentukan pilihan tepat untuk konsultasi
(dokter, pusk, DSOG)
Kebiasaan yang tidak perlu dilakukan :
- Mengurangi garam untuk mencegah PE
- Hipertensi bukan karena retensi
garam
- Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan
kelahiran prematur
- Dianjurkan untuk memakai kondom
agar semen (mengandung prostaglandin) tidak merangsang kontraksi uterus.
- Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki
- Kram pada kaki buka semata-mata
disebabkan oleh kekurangan kalsium
- Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi besar
- Bayi besar disebabkan oleh
metabolisme pada ibu
2 Ibu Bersalin
Subjekktif
- Umur
- Gravida dan para untuk Š untuk
deteksi dini komplikasi, pengawasan
- Kontraksi uterus (frekuensi,
durasi, intensitas)
- Lokasi rasa sakit
- Riwayat persalinan yang lalu
(lama, penolong, BBLR, jarak persalinan tindakan persalinan)
- HPHT
- Bloody show
- Pengeluaran air Š KPD
Objektif
- Px fisik
· Vital sign
· BB
· Djj
· Kontraks uterus
· Engagement
· TBJ (TFU – 12/11) x 155
· Palpasi (Leopold)
· Edema
· Refleks
- Px Pelvix (obstetri)
· Effacement dan dilatasi cx
· Posisi cx
· Bloody show
· Station Š Hodge
· Kulit ketuban
CDP tidak ada kesesuaian antara kepala bayi dengan panggul
(jalan lahir)
Penanganan
Kala
I
1. Membantu ibu dalam persalinan
jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
2. Jika ibu merasa kesakitan
- Lakukan perubahan posisi
- Posisi sesuai dengan keinginan ibu
- Sarankan ibu untuk berjalan
- Ajak orang yang menemaninya
(ibu/suami) untuk memijat/menggosok punggung/membasuh mukanya diantara
kontraksi
- Ibu diperbolehkan melakukan
aktivitas sesuai keinginannya
- Anjurkan teknik relaksasi
3. Menjelaskan kemajuan persalinan
dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil px
4. Berikan cukup minum
5. Sarankan ibu untuk berkemih
sesering mungkin
Kala
II
- Memberi dukungan terus menerus
- Menjaga kebersihan diri
- Menjaga kenyamanan ibu
- Memberi dukungan mental untuk
menurunkan kecemasan/ketakutan ibu
- Mengatur posisi ibu
- Menjaga kk tetap kosong
- Memberi cukup minum
- Menolong kelahiran janin
Kala
III
Melakukan
manajemen aktif kala III
Kala
IV
- Observasi perdarahan, TTV,
kontraksi uterus + kk
- Membersihkan ibu
- Anjurkan ibu untuk istirahat
- Membiarkan bayi pada ibu untuk
disusui
- Mengajarkan ibu + keluarga tentang
:
Memeriksakan fundus dan masase
3 Ibu Nifas
Yang
harus dikaji :
1. Catat ANC dan INC
2. Waktu persalinan Š sudah berapa
hari, janin
3. TTV PP Š demam/tidak
4. Hasil px lab Š trombosit,
leukosit
5. Catatan medis pasien Š riwayat
persalinan lalu
6. Ambulasi
7. Ketidaknyamanan ibu (nyeri)
8. Keadaan ibu + janin
9. Perasaan ibu tentang persalinan +
prosesnya
10. Perasaan ibu tentang bayinya
11. Kemauan menyusui bayinya
12. Px fisik
- TTV
- Tanda-tanda iritasi/infeksi
- Payudara
- Px adomen (kk, uterus involusi)
- Lochea (warna, jumlah, bau)
- Haemorrhold
- Ekstrimitas (varises, edema,
hormonis sign, reflek)
Tromboflebilitis Š kemerahan pada betis
Penatalaksanaan
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Latihan
4. Gizi
5. Menyusui
6. Perawatan payudara
7. Pola seksual Š bu hamil boleh
melakukan seks setelah luka sembuh
8. KB
Bayi Baru Lahir
Yang
harus dikaji :
1. Riwayat persalinan
2. Proses menyusui
3. Antropometri
4. Px fisik
5. Imunisasi
6. Pola tidur
7. Refleks
Penatalaksanaan
1. Identitas bayi
2. Jaga bayi agar tetap hangat
3. Kontak dini dengan ibu
4. Riwayat BB rutin BBL
TUMBANG
Yang
harus dikaji :
1. Identitas anak
2. Riwayat persalinan Š vacum (kel
otak)
3. Px antropometrik
- BB - Lk - L leher
- TB - LD
- LLA - L perut
4. Px fisik
5. Px laboratorium
6. Penilaian terhadap perkembangan
anak Š berdasarkan umur
Penatalaksanaan
:
1. Dilakukan penanganan sesuai
dengan permasalahan anak
2. Konseling dengan keluarga tentang
tumbang anak
3. Menlanjutkan kunjungan bila ada
kelainan
Kesehatan Reproduksi
Yang
harus dikaji :
1. Identitas (umur paritas)
2. Status perkembangan
- Berapa lama menikah
- Berapa kali ganti pasangan
- Umur saat menikah Š kurang 20
tahun (tidak sehat)
3. Riwayat K Š H. estrogen (tumor)
4. Perdarahan
5. Masa (uterus, ovarium, vag)
6. Luka/inveksi (vaginitis, erosi,
porsio psb)
7. Fistula
8. Riwayat PMS
Penatalaksanaan
1. Konseling tentang penyakitnya
(penyebab, jenis)
2. PAP smear
3. Merujuk ke dr. Obsgyn
4. Memberi dukungan kepada klien
Keluarga Berencana
Yang
dikaji :
1. Identitas
- Agama
- Umur
- Ras
2. Status ekonomi
3. Status pernikahan
4. Pola seksual
5. Riwayat kesehatan Š tidak boleh
hamil Š penyaki jantung stadium IV
6. Px fisik
7. Px obstetri
Penatalaksanaan
1. Memberikan alternatif metode yang
dibutuhkan
2. Menjelaskan efek samping dan k I
masing-masing metode
3. Melibatkan suami dalam penentuan
metode yang digunakan
Latihan
!
1. Ibu Sofi melakukan kunjungan antenatal
ketiga pada usia 31 tahun G3 P2 Ao terakhir datang 11 minggu yang lalu. Ketika
ia sudah hamil (21 minggu) bayinya yang kedua lahir dengan prematur persis 1
tahun yang lalu, tetapi keadaannya baik-baik saja.
Ia mengeluh pergelangan kakinya yang bengkak dan merasa
terganggu dengan rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam TD 110/60 mmHg,
Djj 140 x/menit, TFU : 31,5 cm, edema kaki positif dua-duanya. Px lab Hb : 11,5
gr %
Jawab
S : Ny. Sofi 31 tahun kunjungan ANC II
- ANC 11 minggu yang lalu
- Bayi yang kedua lahir prematur 1
tahun lalu, keadaannya baik-baik saja
- Ia mengeluh pergelangan kakinya
bengkak, rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam
O : G3 P2 Ao hamil 32 minggu
Djj 140 x
TD 110/60 mmHg
TFU 31,5 cm
Edema kaki + dua-duanya
Px lab Hb 11,5 gr %
A : Ny. Sofi umur 31 tahun G3 P2 Ao
hamil 32 minggu janin 1 hidup intra uterin dengan rasa ketidaknyamanan biasa
pada kehamilan
P : Menjelaskan pada ibu bahwa ibu
menderita ketidaknyamanan biasa pada kehamilan konselin gizi, higiene tubuh dan
vulva
- Asuhan rutin pemberian Fe 30-50
mg/hari, vitamin C dan asam folat 50 mg/hari
- Anjurkan ibu berbaring meninggikan
kaki untuk menghilangkan bengkak pada pergelangan kaki
- Anjurkan ibu berbaring miring ke
kiri untuk mengurangi rasa sakit dibagian belakang
Ny. Anna usia 26 tahun melakukan kunjungan ANC kedua hamil
kedua melahirkan 1 kali 2 kali tidak pernah abortus. Dia sudah pernah melakukan
kunjungan ANC I 3 bulan yang lalu usia kehamilan pada saat itu 12 minggu ia
mengatakan bahwa ia baik-baik saja pembesaran perut sesuai kehamilan. Ia
mengeluh sering merasa letih, pernah operasi usus buntu pada usia 17 tahun ia
mengalami konstipasi dan gusi berdarah Djj 140 x/mnt, tekanan darah 160/100, 37
oC, nadi 84 x/mnt, pernafasan 16/mnt, TFU 23 cm, Hb 12 gr %, kaki
eodem
Jawab
S : Ny. Anna 26 tahun mengeluh
sering letih, pernah operasi usus buntu saat 17 tahun, konstipasi dan gusi
berdarah, merasa baik-baik saja, ANC I 3 bulan yang lalu, hamil 2 melahirkan 1
x tidak pernah gbr
O : G2 P1 Ao hamil 24 minggu. Px fisik
Djj 140 x/mnt, TD 160/100 mmHg, suhu 37 oC, N : 84 x/mnt, R : 16 x/mnt, TFU 23
cm. Px lab 12 gr %, kaki oedem, perbesarn perut sesuai untuk
A : Umur 26 tahun G2 P1 Ao hamil 24
minggu janin 1 hidup intrauterin dengan PER, konstipasi dan gusi bedarah
P : - Kaji tanda-tanda bahaya
kejang, perdarahan
- Diit vitamin
- Pemeriksaan lab : proteiniuri
- Asuhan rutin, pemberian tablet fe
30-50 mg/hari, asam folat 50 mg/hari
- Perencanaan kunjungan ulang
- Konseling gizi, higiene
Konstipasi dan gusi berdarah Š dx nomenklatur Š RS
ketidaknyamanan biasa pada kehamilan
Ny. Anna 26 tahun Š dx kebidanan
Janin 1 hidup Š dx masalah
- Menjelaskan pada ibu bahwa ibu
menderita PEB
- Kolaborasi
- Diet TKTP
Proses Penatalaksanaan Kebidanan
Proses
penatalaksanaan kebidanan ada 7 langkah :
1. Pengumpulan data dasar
Þ Dikumpulkan informasi yang akurat
dan lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien
Œ
- Anmnesia
- Px fisik sesuai kebutuhan dan px
TTV
- Px khusus
- Px penunjang
Langkah I merupakan langkah awal yang menentukan langkah
berikutnya
Kelengkapan data Š menentukan proses interpretasi
Œ
Valid, lengkap dan akurar
2. Interpretasi data
Þ Untuk mengidentifikasi dx/masalah
Data dasar yang dikumpulkan Š diinterpretasikan Š menemukan
dx dan masalah yang spesifik
Dx Š dapat didefinisikan
Masalah Š tidak dapat didefinisikan, berkaitan dengan
hal-hal yang sedang dialami orang yang diidentifikasi bidan sesuai dengan hasil
pengkajian
Þ Masalah selagi menyertai dx
Dx kebidanan adalah dx yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan memenuhi standar nomenklatur dx kebidanan
- Diakui dan telah disahkan oleh profesi
- Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
- Memiliki ciri khas kebidanaan
- Didukung oleh clinical judgement dalam praktik
kebidanan
- Dapat diselesaikan dengan pendekatan penatalaksanaan
kebidanan
Ibu
Sofi melakukan kunjungan antenatal ketiga. Usia 31 tahun G3 P2 Ao, terakhir
datang 11 minggu yang lalu yaitu ketika ia sudha hamil 5 bulan (21 minggu).
Bayinya yang kedua lahir dengan prematur persis 1 tahun yang lalu, tetapi
keadaannya baik-baik saja. Ia mengeluh pergelangan kaki yang bengkak dan merasa
terganggu dengan rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam.
TD
: 110/60 mmHg
Djj
: 140 x/mnt
TFU
: 31,5 cm
Oedema
kaki + dua-duanya
Px
lab Hb 11,5 gr %
Proteinuri
–
Jawab
S : Ny. Sofi 31 tahun kunjungan ANC
II
Hamil ketiga, melahirkan dua kali
dan tidak pernah abortus
ANC II 11 minggu yang lalu
Bayi yang kedua lahir prematur 1
tahun lalu tetapi keadaanya baik saja
Ia mengeluh pergelangan kaki yang
bengkak dan merasa terganggu dengan rasa sakit dibagian belakang dan panas
dalam
O : G3 P2 Ao hamil 32 minggu
Djj 140 x/mnt
TD 110/60 mmHg
TFU 31,5 cm
Oedema kaki + dua-duanya
Px lab Hb 11,5 gr %
Proteinuri –
A : Ny. Sofi umur 31 tahun G3 P2 Ao
hamil 32 minggu jani 1 hidup intra uterin dengan rasa ketidaknyamanan biasa
pada kehamilan
P : - Menjelaskan pada ibu bahwa ibu
menderita ketidaknyamanan biasa pada kehamilan
- Konseling gizi, higiene tubuh dan
vulva serta diet TKTP
- Asuhan rutin pemberian fe 30-50
mg/hari, vitamin C dan asam folat 50 mg/hari
- Anjurkan ibu berbaring meninggikan
kaki untuk menghilangkan bengkak pada pergelangan kaki
- Anjurkan ibu berbaring miring ke
kiri dan minta keluarga memijat punggung ibu untuk mengurangi rasa sakit
dibagian belakang
- Ajurkan ibu minum air putih 8-10
gelas/hari untuk mengatasi panas dalam
- Perencanaan kunjungan ulang
REKAM MEDIS
I. Pengertian
Þ Berkas yang berisikan catatan dan dokumentasi
tentang identitas, anamnesa, px, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien selama dirawat baik di rawat inap, rawat
jalan, UGD dan klinik bersalin
Informasi harus lengkap perihal proses pelayanan medis di
klinik bersalin/RS yang terjadi di masa lampau, masa kini dan diperkirakan akan
terjadi di masa yang akan datang.
Þ Kelalaian dan kekeliruan dalam
pengisian lembar RM Š sanksi hukum
II. Tujuan RM
Þ Untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
Tertib administrasi merupakan fx yang menentukan dalam upaya
pelayanan kesehatan dalam pendokumentasian kebidanan.
III. Kegunaan RM
Þ Dilihat dari berbagai aspek
1. Aspek administrasi
- Isinya menyangkut nilai tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek medis
- Catatan yang ada dipergunakan
sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan
kepada pasien.
3. Aspek hukum
- Isinya menyangkut masalah adanya
jaminan kepastian hukum atas dasar keadaan, dalam rangka usaha menegakan hukum
serta tanda bukti untuk menegakan keadilan.
4. Aspek keuangan/ekonomi
- Isinya dapat dijadikan bahan untuk
menetapkan biaya
Pembayaran pelayanan di klinik/RS
Œ
Tanpa adanya bukti catatn tindakan/pelayanan, maka pembayaran
tidak dapat dipertanggunjawabkan.
5. Aspek penelitian
- Berisi data/informasi yang dapat
dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dibidnag kesehatan.
6. Aspek pendidikan
- Isinya menyangkut data/informasi
tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien.
Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi
pengajaran dibidnag profesi sebagai pemakai.
7. Aspek dokumentasi
- Isinya menjadi sumber ingatan yang
harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahann pertanggung jawaban laporan
kebidanan
Kegunaan
RM secara umum
1. Sebagai alat komunikasi antara
dokter dan tenaga ahli lainnya yang tidak ikut ambil bagian didalam memberikan
pelayanan, pengobatan, perawatan kebidanan.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan
Pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien
3. Sebagai bukti tertulis atas
segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien
berkunjung/dirawat diklinik maupun RS
4. Sebagai bahan yang berguna untuk
analisa penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
kepada pasien
5. Melindungi kepentingan hukum bagi
pasien, klinik/RS maupu nakes lainnua dan dokter
6. Menyediakan data-data khusus yang
sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan
7. Sebagai sumber didalam
penghitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien
8. Menjadi sumber ingatan yang harus
didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan
IV. Penyimpanan dokumentasi medis
USA Š 5 tahun Š rata-rata Š berkas/file Š RS, isi dokumen Š
pasien
7 tahun Š cacat mental, napza
20 tahun Š kebidanan
UK Š 25 tahun Š kebidanan
Indonesia 5 tahun Š semua kasus, tidak terkecuali
Di bagian kebidanan hal penting yang harus disimpan antara
lain :
Catatan tentang asuhan ibu dan bayi selama kehamilan,
persalinan dan nifas termasuk semua hasil px, resep obat dan pemberiannya
Dalam lingkup RS catatan pasien dibuka untuk
- Meningkatkan mutu pelayanan
- Jaminan kesehatan/sosial (asuransi)
- Penagihan rekenig Š ex. Pasien melarikan diri
- Menjamin mutu pelayanan (quality assurance)
- Penelitian
Pada pemakaian RM hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Pemakaian harus tepat
- Waktu harus tepat
- Relevansi bagian-bagian tertentu harus relevan
- Bersifat segera
- Informasi harus tepat
Jangka waktu izin yang diberikan
Sistem Dokumentasi Pelayanan
1. Rawat jalan
Memuat 3 kategori informasi
1) Data dasar :
· Anamnesa
· Keluhan
· Px fisik
2) Diagnosa, tindakan pengobatan,
pemantauan yang diberikan
3) Pernyataan dokter
· Advis dokter seperti : istirahat,
tidak boleh bekerja berat, banyak minum dll
2. Rawat Inap :
1) Data dasar
2) Diagnosa, tindakan pengobatan dan
pemantauan yang dilakukan
3) Pernyataan dokter
· Waktu, tanggal
· Kondisi pasien
· Follow up
· Tanda tangan dokter
3. Kegawatdarutan
Þ Pencatatan harus teliti/akurat,
singkat dan merefleksikan seluruh informasi pasien dari menit ke menit
Œ
Digunakan sebagai alat komunikasi yang utama tentang dx,
pengobatan dlaam suatu lingkungan yang rumit bagi nakes.
Karena di UGD mempunyai atmosfir yang gerak cepat dan
tingginya kegawatdaruratan, maka di UGD mempunyai keterbatasan waktu yang
serius untuk pencatatan.
Þ Setiap petuhas kesehatan harus
mencatat setiap aktivitas dan observasi seketika itu juga.
Standar UGD : semua aspek dan asuhan di UGD harus tercatat
direkma medik pada waktu yang tepat
Pedoman untuk Dokumentasi di UGD
- Menetapkan prioritas untuk dokumentasi situasi di UGD
(waktu masuk, triage, survei primer dan sekunder, situasi resti,
penyuluhan kepada pasien dan catatan pulang)
- Mencatat aktivitas triage dan evaluasi awal intervensi
terapi, dokumentasi yang terfokus pada pasien, mulai dengan kesinambungan
asuhan, mencatat akivitas termasuk evaluasi dan keluhan utama, klasifikasi
pasien dan format pengkajian di triage.
- Melakukan dan mencatat px primer (kesadaran, TTV)
- Melakukan survey sekunder, pengkajian dari kepala ke
kaki (head to toe)
Informasi yang dibutuhkan pada situasi risiko tinggi :
Disampng berurusan dengan pasien dan keluarga dalam
memberikan asuhan dan pengobatan, petugas kesehatan juga dapat berurusan dengan
penegak hukum dan lembaga pelayanan sosial misalnya dalam hal :
- Pemerkosaan
- Luka tembak/tusuk
- Pasien dalam pengawasan polisi
- Gigitan binatang (peliharaan/liar)
- Px an tertentu yang diwajibkan menurut
hukum (misal kadar alkohol dalam darah, tes urin pada kasus tertentu).
Catatan observasi dalam px umum secara sistematis
- Kondisi umum dan status gizi
- Cara berpakaian,
higiene/kebersihan
- Tanda jelas adanya stress yang
termanifestasi dari perilaku dan ekspresi wajah
- Kesadaran, mood dan perilaku
- Postur tubuh, aktivitas motorik
dan cara berjalan
- Kejelasan bicara
- Bau : alkohol, urine, kimiawi,
keton, obat-obatan dan ramu-ramuan